Small MPV bergaya SUV yang resmi diperkenalkan secara global kepada publik pada Senin (24/7/2017) tersebut bakal menjadi pesaing paling berat bagi beberapa MPV lain, sebut saja seperti Mobilio, Grand Livina, Ertiga, Avanza, kembarannya satu lagi yang mirip tapi beda harga.
Sebelum MPV Mitsubishi ini hadir di bumi Indonesia disain dan fitur terbaik di mata komsumen yang ngerti kualitas mobil masih dipegang Mobilio, Grand Livina, dan Ertiga. Memang benar jika dibandingkan dengan kompetitornya Expander terlihat paling modern dan paling bernuansa masa depan. Apalagi jika dibandingkan dengan Small MPV paling laris yang itu, jika parkir sebelahan pasti si itu langsung terlihat jadul seperti beda generasi, beda kualitas, ya intinya seperti beda kelas.
Sebenarnya nama Expander inipun belum resmi, karena pihak ATPM belum menempelkan emblem nama apapun pada Small MPV paling menawan ini. Sebelum versi masalnya dilaunching, Expander sudah diperkenalkan mobil konsepnya dengan nama Mitsubishi XM Concept.
Jika Small MPV paling laris itu bertahan dengan konsep lamanya yaitu mobil kecil serbaguna yang berpengerak reda belakang, sebaliknya Mobilio, Grand Livina, dan Ertiga berpengerak roda depan dengan disain body menyerupai sebuat Estate (Mobilio dan Grand Livina) dan Ertiga dengan ground clearance rendah untuk mempertahankan stabilitas body. Sangat berbeda dengan Mitsubishi Expander yang membuat sebuah konsep MPV menyerupai SUV atau lazim disebut Cross Over MPV. Melihat Expander yang begitu memukau, saya jadi tertarik membandingkan dimensinya dengan para kompetitor.
EXPANDER 4.475 x 1.750 x 1.700 mm.
GRAND LIVINA 4.485 x 1.700 x 1.650 mm.
MOBILIO 4.386 x 1.683 x 1.603 mm.
ERTIGA 4.265 x 1.695 x 1.685 mm
AVANZA 4.190 x 1.660 x 1.695 mm
Dari data di atas kertas, terbukti memang Expander adalah Small MPV yang paling lebar dan paling tinggi di kelasnya. Memang bukan yang paling tinggi karena tetap Grand Livina yang paling panjang di kelasnya.
Jika selama ini Small MPV paling laris itu selalu memenangkan penjualan tertinggi di Indonesia itu menurut pendapat saya bukan karena kualitasnya memang nomor satu. Karena banyak kompetitor lain dengan kualitas yang lebih bagus. Mungkin mobil itu berhasil mendisain sebuah mobil yang paling memenuhi sebagian besar masyarakan Indonesia. Terbukti jika mobil tersebut di ekspor ke nagara lain tidak pernah membukukan penjualan yang fantastis seperti di Indonesia.
Faktor lain yang membuat Small MPV paling laris itu selalu mencatat angka penjualan yang bagus karena brand tersebut mampu menciptakan dan menjaga resale value. Karena sebagian masyarakan kita motif membeli mobilnya adalah karena faktor mencari aman atas uangnya segingga jika suatu saat mobil tersebut dijual mereka tidak kehilangan nilai terlalu banyak.
Namun sekali lagi untuk orang yang benar benar mengerti kualitas mobil secara keseluruhan, Small MPV paling laris itu belum mampu memenuhi selera mereka. Jika kita bicara disain dan fitur memang Small MPV paling laris itu bukan yang paling buruk, tetapi terlalu banyak yang lebih baik di kelasnya.