Minggu, 31 Maret 2013

Test Ride CB160 Classic

Resolusi 2013 DONE [CB160 Classic Putih]

Sesuai judul, test Ride CB160 Classic. Kayaknya motor kenceng neh, siap2 masuk angin. Sebelum lanjutin cerita flash Back dulu ttg gimana awal dapetin neh motor. Begini ceritanya, motor ini ane beli tahun lalu dalam kondisi gak stabil, mesin kasar, kalter banyak yang pilek (rembes). Sehari setelah beli, langsung masuk bengkel buat bedah total daleman mesin biar alus lagi ama ngobiati pileknya. Setelah jadi, kira2 sebulan langsung test Ride tahap pertama. Suara gahar, iseng pengen tes kecepatan. Saking kuatnya sentakan awal waktu pertama start, rantai putus. Masuk bengkel lagi, ganti rantai roda. Masih dihari yang sama, coba geber jarak menengah. Dari lapangan tampal ke singosari. Akhirnya selamat sampai Singosari. Tapi kurang puas, mesin masih agak kasar. Besok paginya juga ketahuan klo pileknya belum sembuh. Gara2 mesin rembes jadi malas pake, akhirnya motor jadi pajangan di garasi ada sekitar 1th. Saking lamanya ga dipake, ternyata mesinya ga bisa idup alias mati suri.

Maret 2013 ada temen yg nawarin bongkar sekalian ngobatin rembesnya, maka diangkutlah motor ke bengkel temen yang spesialis bedah organ dalam CB. 2 Minggu kemudian jadilah CB normal kembali dengan mesin anti rembes. Setelah di test Ride 1 hari ternyata masalah muncul, magnet nyerempet spul,kalo diterusin lama2 spul bisa kebakar. Ga mau ambil resiko maka dilakukan kembali bedah mesin sesion 3 (berharap ini yang terakhir). Setelah berbagai pertimbangan akhirnya kalter kiri, spul, magnet yang awalnya pake punya Tiger diganti pake GL PRO. Kata si dokter sih lebih aman, oke ane ngikut aj yg penting jadi. Setelah 1 Minggu dilakukan operasi intensif, maka kembalilah si CB160 Classic mendapatkan rohnya yang sempat hilang.

Dihari yang telah ditentukan, 31 maret 2013 dilakukan test Ride (lagi). Waktu mesin pertama diidupin, terdengar semburan suara gahar dari knalpot. Begitu knalpot disumbat. Suara mesin bersih, halus, tanpa terdengar suara ganjil. Kali ini di test dalam kondisi basah, si putih ane pacu dalam kondisi ujan lebat. Start dari candi mendut menuju singosari, pertama lancar tanpa ada masalah. Tapi ujan turun semakin deras, percikan air dari ban depan ukuran 130/100/17 nyemprot kemana mana. Setelah melintasi rel kereta bawah fly ofer tiba2 mesin tersendat dan mati. Setelah bantuan datang, ternyata baru ketahuan permasalahanya. Air masuk ke karburator cz filter belum terpasang. Lebih parah lagi, soket CDI basah kena semprotan air ujan dari roda depan. Setelah kuras bensin di penampung karburator, ganti busi baru & CDI akhirnya idup lagi. Tapi pengalaman ini seru, baru kali ini ngalamin naik motor mogok ditengah ujan gede. Klo cuma naek motor keujanan itu biasa, ato motor mogok tapi ga keujanan itu sih wajar. Tapi klo ngalamin dua2nya dalam waktu bersamaan itu baru super sekaleee...!
Teringat dulu pernah pake taft, mesin mati di tengah ujan. Gara2 ada kebocoran di pipa saluran solar in trus jadi masuk angin akut. Tapi klo di taft lebih mending, cz HP & peralatan elektronik lainya masih bisa aman di dalam kabin. Tapi waktu benerin mesin sama2 sengsara. Bayangin aj, ditengah ujan yang dingin musti buka kap mesin yg panas. Atas basah kutub kedinginan, sementara bawah ada mesin diesel 2.600 cc yang membara, kepleset dikit bisa luka bakar tuh.
Kembali ke CB160 Classic, sesampainya dirumah. Langsung si CB ane tata ulang, pasang karet filter biar aman, trus posisi CDI pindah agak kebelakang (bawah jok) trus ane bungkus pake plastik biar aman dari serangan air ujan. Setelah itu ane cuci bersih trus poles body, mesin, ban sampai keliatan seger lagi. Sorenya pake keliling2 kota sekedar panasin mesin sampai malem. Dan sampai saat ini mesin terbukti sehat bertenaga, aman, halus, dan yang paling penting gak rembes. (setelah 3 kali bongkar mesin) Selanjutnya tinggal ditongkrongin di garasi, sambil sesekali dipake buat harian klo lagi pengen.

Hasil test Ride CB160 Classic
Akselerasi  : lebih spontan dibanding Tiger standar
Mesin        : halus ga berisik, bebas rembes
Transmisi   : perpindahan gigi normal seperti mesin tahun muda 

Minus      : RPM tinggi bergetar, artinya tenaga masih ada tapi body tidak menunjang.

Jumat, 29 Maret 2013

Toyota Avanza

 Lahirnya Avanza pada 2004 silam adalah wujud diferensiasi produk dan pengembangan detil produk untuk lebih menyesuaikan dengan segmentasi pasar yang semakin kompleks. Lini produknya adalah Toyota Kijang yang berusaha di pecah menjadi 2. Maka lahirlah Innova untuk midle MPV dan Avanza untuk Low End MPV. Pemecahan lini produk ini masih berlanjut. Slanjutnya Innova dikembangkan untuk type midle SUV menjadi Fortuner, dan Avanza dikembangkan untuk mini SUV menjadi Rush.

Seolah melanjutkan kesuksesan generasi kijang, Avanza juga mengukir prestasi penjualan yang sangat fantastis. Bahkan menjadi market leader di kelasnya.

Avanza Generasi I


Generasi I ini menurut saya punya keunguan di front bumper yang terasa lebih manis karena disain simple yang terkesan utuh. Beda dengan generasi II yang terkesan berantakan (Type E dan G).

Interior
Interiornya yg pertama pake warna hitam, kemudian diperbarui dengan warna cream dengan lingkar kemudi  tetap sama palang 3 khas kijang LGX 2002.

Avanza Generasi II



Interior

Interior tidak jauh beda sama generasi I, hanya beda warna dan lingkar kemudi. Bentuk dashboard masih tetap tidak enak dilihat, bahkan terkesan seperti mobil korea. Berdasarkan pengalaman dan hasil perbandingan, memang dashboard avanza paling tidak menarik diantara MPV sekelasnya. Tapi walaupun begitu, saya juga penguna setia Toyota. Itulah hebatnya Toyota, meski tidak menarik dan disain paling kalah dibandng MPV dikelasnya buktinya seya tetep beli Avanza G 2009.

Avanza Generasi III
 

 
Interior


Perubahan cukup menarik di sektor interior. dan ini cukup melegakan saya. Saya yang sudah bertahun tahun merasakan gelisah dengan dashboard paling kacau itu akhirnya bisa tersenyum. Disain dashboard All New Avanza lebih segar, dan layak. Kombinasi two tone dan disain lebih ramping terasa lebih lega dan pantas untuk bersaing dengan MPV skelasnya. Fitur berupa tilt steering baru muncul disini (2012) padahal MPV lain dengan harga sama (sebut saja APV X dan Arena GX) yang kebetulan saya juga pake, sudah menyematkan fitur ini sejak 2005 silam (Toyota dalam hal ini yg sekelas adalah Avanza G ketinggalan 7 tahun = ironis).

Tampilan segar berikutnya pengunaan plafon model pres dengan blower AC tertanam didalamnya. Dalam hal inipun Avanza G ketinggalan dibanding Arena GX yang sudah mengunakanya sejak 2008 (Avanza ketinggalan 4 tahun). Pada odometer dan tripmeter All New Avanza sudah pake digital (Avanza G ketinggalan 7 tahun dibanding APV X yang sudah memakainya sejak 2005). Pada sektor audio, kali ini Avanza G sudah mengunakan HU dengan CD player (padahal APV X sudah pake HU DoubleDin sejak 2005, telat lagi 7 tahun). Tapi ada 1 yang masih mengecewakan, All New Avanza G masih belum dilengkapi dengan panel pengatur semburan AC yang bisa kebawah atau keatas, kalah dibanding Arena GX yang sudah peka keinginan konsumen sejak 2008 (lagi lagi Avanza G kalah telak). Tapi emang Toyota luar biasa, walaupun serba ketingalan tapi untuk generasi III ini saya juga tetap beli lagi. Hehehe.

Kabin generasi III ini kerkesan lebih lapang, karena perubahan disain seat yang lebih ramping. Posisi pengemudi lebih gampang memantau kondisi sekeliling karena posisi seat yang dirancang lebih tinggi dari pada generasi sebelumnya. dan lagi seat baris kedua bisa dimaju mundurkan layaknya Innova.

Perbandingan APV X vs Avanza G Generasi I, dan Arena GX vs Avanza G Generasi II adalah type yang sebanding. Karena sama2 MPV Low End type menengah. Kalo All New Avanza sepertinya sebanding dengan Ertiga. Tapi saya belum bisa menulis perbandingan karena belum beli Ertiga.

Catatan: Artikel ini hanya tulisan perbandingan berdasarkan pengalaman pribadi yang sangat subyektif. Plus minus produk tidak mewakili keenyataan produk secara keseluruhan.

Chevrolet SPIN

Laundcing  produk baru? Low End MPV dengan dieain terbaik dan harga termurah? Tapi MPV bermesin bensian biasa? Itu sih biasa, boleh dibilang terlalu biasa.

Trend setter sekaligus pendobrak kelas Low End MPV Indonesia.
SPIN berani meluncurkan MPV kecil bermesin diesel modern pertama di Indonesia. Dengan harga MPV bermesin diesel modern termurah di Indonesia. Tidak hanya itu, bahkan SPIN dipercaya pelopor hadirnya mesin diesel modern dengan kapasitas kecil pertama di Indonesia.
 
Yang lain? siap2 jadi follower ya.
 


Jakarta - Chevrolet sudah mengkonfirmasi untuk segera memasarkan Chevrolet Spin, sebuah MPV tujuh penumpang segmen bawah yang pertama punya tiga pilihan mesin di Indonesia.

Chevrolet menyediakan tiga pilihan mesin untuk Spin, diantaranya mesin bensin berkapasitas 1.200cc dan 1.500cc, serta satu lagi mesin diesel dengan kapasitas 1.300cc.

Khusus untuk mesin dieselnya, meski berkapasitas kecil, namun urusan performa tidak dilupakan Chevrolet, karena mesin dieselnya ini akan menggunakan teknologi Direct Injection common rail, juga turbocharger.

"Untuk pilihan mesin tersedia dalam 3 pilihan. Semuanya dilengkapi dengan 4 silinder dan untuk mesin diesen menggunakan common rail direct injection turbo," ungkap Marketing Director GM Indonesia Yuniadi Haksono Hartono.

Chevrolet sendiri merasa percaya diri untuk memasarkan Spin dengan banyak pilihan mesin, termasuk mesin diesel yang masih jarang untuk sebuah low MPV. Namun, melihat perkembangan tren mobil keluarga di Indonesia membuat Chevrolet yakin dengan rencananya itu.

"Melihat tren pasar di Indonesia, kalau membandingkan 10 tahun yang lalu belum melihat kelebihan diesel, saat ini perkembangan teknologi diesel semakin membaik. Itu salah satu yang meyakinkan kami bermain di mesin diesel," tutur Yuniadi. (mobil.otomotifnet.com)







 














OTR Surabaya Maret 2013
 
HEVROLET SPIN 1.2L LS M/T ( Bensin )
Manual
Rp 147.000.000
CHEVROLET SPIN 1.2L LT M/T ( Bensin )
Manual
Rp 161.000.000
CHEVROLET SPIN 1.3L LT M/T ( Diesel )
Manual
Rp 187.000.000
CHEVROLET SPIN 1.3L LTZ M/T ( Diesel )
Manual
Rp 197.000.000
CHEVROLET SPIN 1.5L LT M/T ( Bensin )
Manual
Rp 168.000.000
CHEVROLET SPIN 1.5L LTZ M/T ( Bensin )
Manual
Rp 175.000.000
CHEVROLET SPIN 1.5L LTZ A/T ( Bensin )
Automatic Tiptronic
Rp 186.000.00