Rabu, 30 September 2009

Konsep Kota Masa Depan

Lilypad, Kota Masa Depan Mengatasi Iklim Global



Kota masa depan akan seperti apa yah? Saat ini saya memikirkan, bahwa dari semua perkembangan jaman dari masa ke masa, yang saya rasa belum mencapai puncaknya adalah asitektur dari suatu bangunan. Di saat handphone pertama kali ada sekitar tahun 1980-an sampai sekarang, perkembangannya sungguh sangat cepat sekali. Dulu tahun 2002 dimana handphone canggih maksimal berkamera VGA , bersistem operasi symbian versi pertama, layar berwarna, ringtone poliponik, ada radio, kini hanya berselang 7-8 tahun saja, perkembangannya sungguh luar biasa. Handphone dengan spesifikasi di atas, jaman sekarang sudah termasuk kategori low entry atau umum. Begitu juga dengan TV dan komputer yang semakin kecil, tipis, dan mudah dibawa kemana-mana. Ada banyak lagi perubahan yang begitu cepat, sebut saja mobil, radio, kulkas, kamera, mikroskop, dan sebagainya.

Namun yang saya rasa perubahannya tidak terlalu signifikan seperti yang di atas adalah bangunan atau gedung. Lihat rumah di sekitar kita, yang modelnya itu-itu saja, kecuali kalau anda tinggal di lingkungan elit yah,hehehe. Kalau handphone dari tahun 1980-an sampai sekarang perubahannya cepat sekali, namun rumah kita mungkin dari dulu sampai sekarang sama saja bentuknya. Bahkan banyak juga rumah jaman ini yang masih terbuat dari bilik bambu atau seng, yang kira-kira dipakai sebagai bahan bangunan dari beberapa abad yang lalu, yah walaupun sebenarnya bukan tidak ingin diganti ke bahan bangunan yang lebih bagus lagi, akan tetapi karena kekurangan biaya, untuk makan saja susah. Begitu juga dengan gedung-gedung bertingkat yang pada umumnya modelnya hampir serupa dari jaman ke jaman.

Nah disini ada sebuah rancangan bangunan masa depan dari seorang arsitek bernama Vincent Callebaut. Inilah rancangan bangunan masa depannya:




Menurut Perkiraan dari GIEC, bahwa perubahan iklim global akan menaikkan permukaan air antara 20-90 cm selama abad 21. Setiap kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan air naik 1 meter. Kenaikan air ini akan mempengaruhi 0.05% di Uruguay, 1% di Mesir, 6% di Belanda, 17.5% di Bangladesh dan lebih dari 80% di daerah atoll Majuro di Marshall dan pulau-pulau Kiribati hingga pulau-pulau di Maldives. Sebagai solusi atas masalah ini, maka arsitek Vincent Callebaut membuat suatu rancangan bangunan yang berfungsi melindungi manusia dari perubahan iklim global. Vincent Callebaut menyebut rancangan bangunannya sebagai Lilypad. Inspirasi dari daun lilypad Amazonia Victoria Regia, dari keluarga Nympheas, tanaman air yang ditemukan oleh ahli tanaman Jerman Thaddeaus Haenke.

Vincent merupakan arsitek yang sangat peduli pada lingkungan global. Berbagai desain arsitekturnya selalu menyangkut masalah lingkungan. Tahun 2007 dia membuat lima buah proyek yaitu; Anti-Smog, Innovation Centre in Sustainable Development, Paris, France, Perfumed Jungle, Ecological Master plan for the Central Waterfront, Hong Kong, China, Ecomic Tower, Ecological and Metropolitan Informatic Center, Mexico City, Mexico, Childhood’s Greentower, Crib for the Early Childhood, Paris, France, Neuronal Alien, Landscape design for the Vatnsmyri Airfield, Reykjavik, Iceland.

Dia mengemukakan bahwa prinsip Archimedes bahwa cairnya es tidak akan merubah peningkatan permukaan air. Sama halnya dengan mencairnya es di dalam air di gelas. Namun ada dua sumber air raksasa yang tidak berada diatas air yang akan mencair dan langsung menuju ke laut yang menyebabkan naiknya permukaan air laut. Hal ini berhubungan dengan gunung es di Antratika dan Greenland disisi lain, serta benua es. Hal lain yang menyebabkan naiknya permukaan laut tidak ada sangkut pautnya dengan menacirnya es, tetapi dilatasi air yang terjadi akibat pengaruh suhu udara.



Bangunan ini berfungsi sebagai tempat perlindungan terhadap air yang semakin meninggi untuk masa depan sekitar 50.000 penduduk bumi. Dia percaya bahwa penduduk akan mencari tempat perlindungan dari ancaman iklim global. Struktur dari bangunan ini ditutupi tanaman hijau pada bagian dinding dan atap, dan bagian bawah sebagai tempat peristirahatan dikelilingi ekosistem alam laut dan planktons.

Lilypad kota lingkungan yang mengapung dengan zero emisi udara. Melalui teknologi energi dari matahari (solar), angin, gelombang laut dan biomass. Bahkan dapat memperoses gas CO2 di adalam atmosfer dan meresap ke kulitnya yang terbuat dari titanium dioxide.

Namun sayangnya, mengapa cuma untuk 50.000 penduduk, bahwa penduduk masa kini hampir mencapai 7 milyar orang. Yaa, jawabannya adalah karena bangunan ini dibuat hanya untuk orang-orang kaya saja. Yang bukan kategori orang kaya raya di dunia, siap-siap mendapat ketidakadilan manusia di bumi ini.

Vincent Callebaut berharap bahwa bangunan ini akan ditransisikan ke kenyataan pada tahun 2100.



Sunber:
http://www.matabumi.com/

1 komentar: